William, Kreator YouTube Asal Prancis yang Menjelajahi Pelosok Jawa dengan Motorvan
Di tengah menjamurnya konten digital bertema jalan-jalan dan traveling, nama William hadir sebagai sosok unik yang membawa pendekatan berbeda. Ia bukan selebritas terkenal, bukan pula turis biasa. William adalah kreator konten asal Prancis yang tinggal dan berkeliling Indonesia menggunakan kendaraan roda tiga yang dimodifikasi menjadi motorvan sederhana. Kanal YouTube miliknya, Gokil Will Voyage, berisi dokumentasi perjalanan non-mainstream menyusuri pelosok Pulau Jawa, lengkap dengan interaksi sosial, budaya lokal, dan realita hidup di desa-desa Indonesia.
Berbekal kendaraan roda tiga merek Viar Karya, William memulai perjalanannya dari Yogyakarta. Motor yang biasanya digunakan untuk membawa barang itu ia sulap menjadi rumah berjalan—sebuah campervan mungil yang ia gunakan untuk menyusuri jalan sempit, lereng pegunungan, hingga desa-desa terpencil yang jarang terjamah wisatawan.
Motorvan, Rumah Berjalan Sekaligus Sahabat Perjalanan
Alih-alih memilih campervan besar atau kendaraan off-road canggih seperti yang biasa digunakan para pelancong internasional, William justru memilih Viar Karya, sebuah kendaraan roda tiga buatan Indonesia yang biasanya digunakan untuk keperluan logistik. Pilihan ini bukan tanpa alasan. William melihat nilai kesederhanaan dan fungsionalitas dalam kendaraan tersebut. Bagian bak belakangnya ia modifikasi menjadi ruang serbaguna yang mencakup tempat tidur, dapur darurat, hingga penyimpanan barang-barang pribadinya, menjadikannya sebuah motorvan mandiri yang cukup nyaman untuk hidup di jalanan.
Dengan kendaraan ini, William menyusuri Pulau Jawa dari ujung ke ujung, menelusuri jalanan pegunungan, jalur desa kecil, bahkan menyeberang antar provinsi. Ia tidak hanya melewati jalan utama, tetapi juga jalur-jalur sempit, tanjakan terjal, sungai kecil, dan rimbunnya hutan desa demi bisa mengalami sendiri kehidupan masyarakat pedesaan yang otentik dan penuh nilai budaya lokal.
Tidak Tidur Sembarangan, Tapi Tetap Hidup di Jalanan
Kehidupan sebagai traveler jalanan tentu punya tantangan tersendiri, terutama soal tempat bermalam. Tapi William punya prinsip: tidak tidur sembarangan. Ia selalu memastikan lokasi tempat ia parkir motorvan-nya adalah tempat yang aman dan sopan.
Seringkali ia bermalam di halaman rumah warga setelah meminta izin, atau di pelataran kafe yang mengizinkan pengunjung camping. Beberapa kali ia terlihat tidur di area objek wisata, pom bensin, atau bahkan kantor polisi (Polsek). Ia memilih tempat bermalam dengan bijak, karena ia paham bahwa sikapnya di jalan turut mencerminkan rasa hormat terhadap masyarakat sekitar. Ia tidak ingin dianggap mengganggu, melainkan menjadi tamu yang membawa cerita.
Keputusan untuk tidur di tempat-tempat semacam itu membuktikan bahwa William sangat peduli pada nilai-nilai sosial dan adat lokal. Ia memahami bahwa menjadi seorang pelancong tidak berarti bebas melakukan apa pun, tapi harus tetap mengedepankan etika dan respek terhadap lingkungan sosial.
Fasih Bahasa Indonesia dan Cepat Beradaptasi
Satu hal yang membuat William mudah diterima oleh masyarakat lokal adalah kemampuannya berbicara dalam bahasa Indonesia dengan lancar. Ia tidak hanya sekadar menghafal kosakata dasar, tetapi benar-benar memahami konteks dan gaya bahasa sehari-hari. Dengan begitu, komunikasi dengan warga desa menjadi akrab dan penuh rasa saling menghormati.
Bahasa adalah pintu masuk untuk memahami budaya, dan William memanfaatkannya dengan baik. Ia tidak merasa canggung saat berbicara dengan ibu-ibu di dapur, bapak-bapak di sawah, atau anak-anak di halaman rumah. Bahkan, ia sering terlihat ikut membantu pekerjaan warga seperti panen padi, memanen kopi, atau menimba air di sumur.
Makanan Tradisional Bukan Sekadar Konten, Tapi Bagian dari Kehidupan
Jika banyak turis memilih makanan aman seperti nasi goreng atau mi instan saat berkunjung ke pedalaman, William justru sebaliknya. Ia makan apa yang dimakan orang lokal, dari sayur lodeh, sambal mentah, hingga jeroan dan lauk desa lainnya. Bahkan saat disajikan makanan sederhana di atas daun pisang, ia tetap menikmatinya dengan rasa hormat.
Ia tak hanya menikmati makanannya, tapi juga ingin tahu cara membuatnya. Beberapa kali ia ikut memasak di dapur warga, belajar dari ibu-ibu desa cara meracik bumbu atau membakar ikan dengan cara tradisional. Semua itu bukan gimmick untuk konten, tapi bagian dari rasa ingin tahu yang tulus.
Bertemu Komunitas Motorvan Lokal
Dalam perjalanannya, William juga bertemu banyak orang yang memiliki passion serupa, yaitu menjelajah dengan kendaraan campervan atau motorvan. Ia menjalin pertemanan dengan para pecinta motorvan lokal, berbagi pengalaman, dan saling membantu di jalan.
Kadang ia melakukan perjalanan singkat bersama komunitas lokal, saling bertukar rute menarik atau tempat bermalam yang aman. Pertemuan-pertemuan seperti ini bukan hanya memperkaya konten YouTube-nya, tetapi juga memperkuat jejaring sosial yang semakin membuatnya merasa “di rumah” di Indonesia.
Kanal YouTube yang Tulus dan Penuh Cerita
Kanal Gokil Will Voyage menyajikan video-video perjalanan yang tidak dibungkus dengan narasi dramatis atau editan mewah. Semuanya serba natural, spontan, dan penuh kehangatan. William tidak berusaha menjadi tokoh utama dalam setiap video—ia justru membiarkan warga desa menjadi pusat cerita. Ia hadir sebagai pengamat, pendengar, dan terkadang sebagai pelaku kecil dalam kisah mereka.
Banyak penonton kanalnya merasa seolah ikut dalam perjalanan. Bukan karena pemandangannya yang memukau, tapi karena rasa kemanusiaan dan ketulusan yang terpancar dari setiap interaksi William dengan orang-orang di sekitarnya.
Dari Yogyakarta ke Pelosok Jawa: Petualangan Tanpa Batas
Mulai dari Yogyakarta, William kini telah melintasi berbagai kota, kabupaten, hingga perbatasan antar provinsi di Jawa. Ia menjelajahi wilayah pegunungan, dataran tinggi, dan perkampungan di lembah. Bukan hanya menikmati keindahan alamnya, tetapi juga menggali cerita-cerita kecil yang menyentuh hati: kisah seorang nenek yang hidup sendiri, keluarga petani yang gigih bertahan di tengah krisis, atau anak-anak desa yang belajar membaca di saung bambu.
Semua itu menjadi bagian dari narasi besar: bahwa Indonesia bukan hanya Bali, bukan hanya Jakarta, tetapi juga ribuan desa yang menyimpan kekayaan budaya dan kebijaksanaan hidup.
Sebuah Cermin untuk Kita Semua
William adalah contoh nyata bahwa menjadi kreator bukan tentang tampil keren di depan kamera, tapi tentang membawa perspektif baru kepada audiens. Ia datang dari negeri jauh, tapi mampu memahami kehidupan lokal bahkan lebih dalam dari sebagian besar dari kita sendiri.
Perjalanannya di motorvan sederhana, dari Yogyakarta ke seluruh pelosok Jawa, adalah cerminan bahwa kehidupan penuh cerita bisa ditemukan di mana saja—asal kita cukup berani untuk membuka hati dan cukup rendah hati untuk belajar dari orang lain.
Melalui Gokil Will Voyage, William tidak hanya berbagi petualangan, tetapi juga menghidupkan kembali apresiasi kita terhadap desa, tradisi, dan keramahan orang Indonesia. Ia adalah tamu yang layak mendapat tempat istimewa di hati banyak orang—bukan karena latar belakangnya sebagai orang asing, tapi karena kemanusiaan yang ia bawa dalam setiap langkahnya.