Jenis Konten yang Tidak Bisa Dimonetisasi di Facebook dan Penyebabnya
Facebook menawarkan berbagai peluang monetisasi bagi kreator melalui berbagai jenis konten seperti video, Reels, dan gambar. Namun, tidak semua konten yang diunggah bisa mendapatkan penghasilan karena adanya kebijakan ketat yang harus dipatuhi. Jika seorang kreator melanggar pedoman komunitas atau kebijakan monetisasi Facebook, maka kontennya tidak akan memenuhi syarat untuk mendapatkan pendapatan.
Artikel ini akan membahas jenis-jenis konten yang tidak bisa dimonetisasi di Facebook, baik itu dalam bentuk video, Reels, maupun gambar, serta penyebab mengapa konten tersebut tidak memenuhi standar monetisasi.
Konten yang Melanggar Kebijakan Facebook
Facebook memiliki aturan ketat untuk menjaga platformnya tetap aman dan nyaman bagi pengguna. Beberapa jenis konten yang melanggar kebijakan Facebook meliputi:
a. Ujaran Kebencian dan Diskriminasi
Konten yang berisi ujaran kebencian terhadap ras, agama, gender, orientasi seksual, atau kelompok tertentu tidak hanya melanggar kebijakan Facebook, tetapi juga dapat menyebabkan akun kreator terkena sanksi. Video, gambar, atau Reels yang mengandung penghinaan, pelecehan, atau ancaman kepada individu atau kelompok tertentu tidak akan mendapatkan monetisasi.
b. Kekerasan dan Tindakan Berbahaya
Konten yang menampilkan kekerasan fisik, perkelahian, atau tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain juga tidak akan memenuhi syarat monetisasi. Video atau gambar seperti kecelakaan, adegan kekerasan dalam kehidupan nyata, atau tantangan berbahaya yang mengancam nyawa tidak diperbolehkan.
c. Konten Eksplisit dan Seksual
Facebook melarang segala bentuk konten eksplisit, termasuk ketelanjangan, adegan seksual, atau konten yang bersifat sugestif. Video, gambar, atau Reels yang mengandung pakaian minim atau menampilkan tindakan yang dianggap provokatif juga berisiko tidak mendapatkan monetisasi.
d. Misinformasi dan Berita Palsu
Konten yang menyebarkan informasi palsu, teori konspirasi, atau hoaks juga dilarang untuk dimonetisasi. Facebook memiliki sistem verifikasi fakta yang bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mendeteksi misinformasi. Jika video, gambar, atau postingan terbukti mengandung informasi yang salah, maka konten tersebut tidak akan mendapatkan penghasilan.
e. Pelanggaran Hak Cipta
Menggunakan musik, gambar, atau video milik orang lain tanpa izin melanggar hak cipta dan tidak akan memenuhi syarat monetisasi. Facebook memiliki sistem Content ID yang secara otomatis dapat mendeteksi konten yang menggunakan materi berhak cipta tanpa lisensi resmi.
Konten yang Tidak Memiliki Nilai Tambah
Selain melarang konten yang melanggar kebijakan, Facebook juga menilai apakah sebuah video, Reels, atau gambar memiliki nilai tambah bagi audiens atau tidak. Beberapa jenis konten yang dianggap tidak memiliki nilai tambah meliputi:
a. Video Daur Ulang dari Platform Lain
Mengunggah kembali video dari TikTok, YouTube Shorts, atau platform lain tanpa perubahan signifikan tidak memenuhi syarat monetisasi. Facebook mengutamakan konten orisinal yang dibuat khusus untuk platformnya. Konten yang hanya berupa reupload tanpa penyuntingan, tambahan narasi, atau nilai kreatif baru dapat dianggap duplikat dan berisiko dibatasi jangkauannya. Selain itu, algoritma Facebook dapat mendeteksi konten yang sudah pernah diposting di platform lain, sehingga kemungkinan besar tidak akan direkomendasikan ke audiens yang lebih luas. Kreator disarankan untuk membuat atau mengedit ulang konten agar lebih unik dan sesuai dengan standar monetisasi Facebook.
b. Slideshow Gambar Tanpa Konteks
Jika sebuah postingan hanya berisi kumpulan gambar tanpa narasi, animasi, atau elemen interaktif lainnya, konten tersebut dianggap kurang menarik, tidak memberikan nilai tambah, dan berisiko tidak memenuhi syarat monetisasi.
c. Rekaman Layar Tanpa Analisis
Video yang hanya berupa rekaman layar, seperti tutorial, tanpa narasi, penjelasan, atau analisis mendalam tidak memenuhi kriteria monetisasi. Facebook mengutamakan konten yang memberikan nilai edukatif atau hiburan yang nyata bagi audiens. Konten harus memiliki keterlibatan yang cukup, baik melalui audio, teks, atau elemen interaktif lainnya. Jika hanya menampilkan rekaman tanpa konteks yang jelas atau informasi tambahan, video tersebut berisiko dianggap kurang berkualitas dan tidak layak untuk dimonetisasi. Oleh karena itu, kreator disarankan untuk menambahkan elemen yang memperkaya pengalaman menonton agar sesuai dengan standar monetisasi Facebook.
d. Gambar dengan Teks Berjalan Tanpa Interaksi
Banyak kreator mencoba mengunggah gambar atau infografis yang hanya berisi teks berjalan tanpa suara atau interaksi lainnya. Jenis konten seperti ini dianggap tidak memberikan pengalaman menonton yang menarik dan berisiko tidak dimonetisasi.
Konten dengan Praktik Terlarang
Facebook juga melarang konten yang menggunakan metode tidak etis atau menyesatkan untuk menarik perhatian pengguna. Beberapa praktik yang dilarang meliputi:
a. Clickbait dan Judul Menyesatkan
Menggunakan thumbnail atau judul yang menyesatkan untuk menarik klik, tetapi tidak relevan dengan isi video, gambar, atau postingan, dapat menyebabkan konten tidak dimonetisasi. Selain itu, praktik ini dapat merusak kredibilitas kreator dan mengurangi kepercayaan audiens. Facebook memiliki algoritma yang dapat mendeteksi taktik semacam ini, menurunkan visibilitas konten, bahkan berpotensi memberikan sanksi pada akun yang sering melakukannya. Oleh karena itu, penting bagi kreator untuk membuat judul dan thumbnail yang sesuai dengan isi konten agar tetap memenuhi standar platform dan berpeluang mendapatkan monetisasi.
b. Promosi Produk atau Layanan Ilegal
Konten yang mempromosikan narkoba, senjata, perjudian ilegal, atau layanan yang melanggar hukum tidak hanya dilarang dimonetisasi, tetapi juga dapat menyebabkan akun kreator terkena sanksi atau diblokir permanen.
c. Skema Cepat Kaya dan Penipuan Finansial
Facebook melarang skema investasi bodong, skema piramida, atau metode cepat kaya yang menipu pengguna. Konten yang mengiklankan atau mempromosikan metode finansial berisiko tinggi tanpa transparansi tidak memenuhi syarat monetisasi. Algoritma Facebook dapat mendeteksi dan membatasi jangkauan konten semacam ini. Selain itu, akun yang sering membagikan informasi menyesatkan tentang investasi atau skema keuangan ilegal berisiko terkena sanksi, termasuk pemblokiran. Kreator harus memastikan bahwa konten finansial yang dibagikan didasarkan pada informasi yang valid, transparan, dan tidak menyesatkan agar tetap sesuai dengan kebijakan monetisasi Facebook.
Konten dengan Interaksi Rendah
Facebook juga mempertimbangkan faktor engagement sebelum memberikan monetisasi kepada sebuah video, Reels, atau gambar. Konten yang tidak memenuhi standar interaksi meliputi:
a. Video yang Terlalu Pendek Tanpa Substansi
Meskipun Facebook Reels ditujukan untuk video pendek, konten yang terlalu singkat tanpa substansi, nilai tambah, atau informasi yang bermanfaat tidak memenuhi syarat monetisasi. Facebook mengutamakan konten yang memberikan pengalaman berharga bagi audiens. Jika video hanya berisi cuplikan acak tanpa konteks atau tujuan jelas, algoritma dapat menurunkan jangkauannya. Selain itu, video yang dibuat hanya untuk menarik perhatian tanpa memberikan hiburan atau edukasi yang berarti cenderung dianggap kurang berkualitas. Kreator disarankan untuk membuat konten yang lebih informatif, menarik, dan relevan agar tetap sesuai dengan standar monetisasi Facebook.
b. Postingan dengan Engagement Rendah atau Dianggap Spam
Jika video, Reels, atau gambar tidak mendapatkan cukup interaksi seperti like, comment, dan share, Facebook dapat menganggapnya kurang menarik bagi audiens. Konten dengan engagement rendah cenderung tidak diprioritaskan dalam algoritma monetisasi. Facebook mengutamakan konten yang mendorong keterlibatan aktif dari pengguna. Jika suatu postingan tidak menarik perhatian atau tidak mengundang respons dari audiens, visibilitasnya dapat menurun, sehingga peluang monetisasi menjadi lebih kecil. Oleh karena itu, kreator disarankan untuk membuat konten yang interaktif, relevan, dan mampu membangun koneksi dengan audiens agar meningkatkan peluang mendapatkan monetisasi.
c. Konten yang Hanya Berisi Ajakan Like, Follow, atau Share
Konten yang hanya berisi ajakan kepada pengguna untuk like, follow, atau share tanpa memberikan nilai tambah, informasi, atau hiburan yang relevan cenderung dianggap kurang menarik. Jika tidak ada keterlibatan organik dari audiens atau kontennya tidak memberikan manfaat nyata, maka kemungkinan besar tidak akan memenuhi syarat untuk monetisasi.
Facebook menawarkan berbagai peluang monetisasi bagi kreator melalui video, Reels, dan gambar. Namun, agar konten memenuhi syarat monetisasi, kreator harus memastikan bahwa kontennya tidak melanggar kebijakan Facebook, memiliki nilai tambah bagi audiens, dan mendapatkan engagement yang cukup. Dengan memahami jenis-jenis konten yang tidak bisa dimonetisasi, kreator dapat lebih berhati-hati dalam membuat dan mengunggah konten agar tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Facebook.
Bagi kreator yang ingin sukses di Facebook, penting untuk selalu membuat konten yang orisinal, menarik, dan bermanfaat bagi audiens. Dengan begitu, peluang untuk mendapatkan monetisasi akan semakin besar.