5 Penyebab utama penurunan peringkat media berita online

Google semakin ketat dalam menilai kualitas konten berita, terutama yang tidak memenuhi standar E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) serta pengalaman pengguna yang buruk. Algoritma Google terus diperbarui untuk memastikan bahwa hanya konten yang relevan, berkualitas, dan memiliki nilai informasi tinggi yang mendapatkan posisi terbaik di hasil pencarian. Oleh karena itu, banyak media berita online yang mengalami penurunan peringkat tanpa menyadari penyebabnya.

Berikut adalah lima penyebab utama mengapa peringkat media berita online bisa menurun drastis:

penurunan peringkat media berita

1. Terlalu Banyak Iklan & Clickbait

Banyak media berita online yang mengandalkan iklan sebagai sumber pendapatan utama. Namun, berlebihan dalam menampilkan iklan justru dapat berdampak negatif pada pengalaman pengguna. Beberapa bentuk iklan yang mengganggu seperti pop-up yang sulit ditutup, video autoplay, atau banner yang memenuhi hampir seluruh layar dapat menyebabkan pengguna meninggalkan halaman sebelum membaca artikel.

Selain itu, strategi clickbait masih banyak digunakan untuk menarik perhatian pembaca. Judul yang sensasional seperti "Anda Tidak Akan Percaya Apa yang Terjadi Selanjutnya!" sering kali tidak sesuai dengan isi artikel. Pembaca yang merasa tertipu akan cepat meninggalkan situs, yang pada akhirnya meningkatkan bounce rate dan menurunkan peringkat situs di pencarian Google.

Dampak:

  • Meningkatkan bounce rate karena pengguna merasa terganggu oleh iklan

    Bounce rate yang tinggi sering kali menjadi indikator buruk bagi performa sebuah situs web. Salah satu penyebab utama yang dapat meningkatkan bounce rate adalah ketidaknyamanan pengguna yang disebabkan oleh iklan yang terlalu mengganggu. Dalam era digital yang semakin padat informasi, iklan menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi pemilik situs web, tetapi jika tidak dikelola dengan bijak, iklan justru bisa merusak pengalaman pengguna dan meningkatkan tingkat bouncing. 

    Iklan yang terlalu banyak dan mengganggu akan membuat pengunjung situs merasa kesal dan terburu-buru meninggalkan halaman. Contoh iklan yang mengganggu antara lain pop-up yang muncul tiba-tiba, iklan yang menghalangi konten utama, atau iklan video yang diputar otomatis tanpa bisa dilewati. Ketika pengunjung merasa bahwa mereka tidak dapat menikmati konten situs dengan nyaman karena iklan yang berlebihan, mereka cenderung akan segera menutup halaman atau pindah ke situs lain, sehingga meningkatkan bounce rate.

    Pengguna cenderung lebih tertarik pada konten yang mereka cari daripada iklan yang muncul. Apabila iklan terlalu sering muncul dan menghalangi akses ke informasi yang dibutuhkan, mereka akan merasa frustrasi dan akhirnya meninggalkan situs. Selain itu, iklan yang memakan waktu lama untuk dimuat atau yang menyebabkan situs menjadi lambat juga akan memberikan pengalaman pengguna yang buruk. Kecepatan pemuatan halaman yang buruk ini dapat memperburuk masalah bounce rate, karena pengunjung mungkin tidak sabar menunggu dan lebih memilih untuk mencari situs lain yang lebih cepat.

    Situs web yang fokus pada pengalaman pengguna akan berusaha menjaga keseimbangan antara monetisasi melalui iklan dan kenyamanan pengunjung. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menempatkan iklan secara strategis dan tidak mengganggu konten utama. Misalnya, menempatkan iklan di tempat yang tidak menghalangi akses ke informasi, menghindari pop-up yang tiba-tiba, dan memberikan pilihan kepada pengguna untuk menutup iklan jika mereka tidak tertarik. Selain itu, menggunakan iklan yang relevan dan tidak terlalu mengganggu dapat membantu meningkatkan kepuasan pengguna tanpa mengorbankan pendapatan situs. Dalam dunia digital yang sangat kompetitif, menjaga pengalaman pengguna yang baik adalah kunci untuk menurunkan bounce rate dan meningkatkan retensi pengunjung. Situs yang dapat mengelola iklan dengan bijak, tanpa mengorbankan kenyamanan pengguna, lebih cenderung untuk mendapatkan pengunjung yang setia dan berulang.

  • Menurunkan kepercayaan pembaca jika judul tidak sesuai dengan isi

    Judul yang menarik dan sesuai dengan isi artikel atau konten di situs web sangat penting untuk menarik perhatian pembaca. Namun, jika judul yang ditampilkan tidak sesuai dengan isi, hal ini dapat menurunkan kepercayaan pembaca dan merusak kredibilitas situs web atau penulis. Ketika pembaca merasa dibohongi atau merasa konten yang mereka temukan tidak sesuai dengan harapan yang ditawarkan oleh judul, mereka akan merasa kecewa dan cenderung tidak akan kembali lagi.

    Masalah ketidaksesuaian antara judul dan isi sering kali terjadi karena beberapa alasan, seperti upaya untuk menarik klik (clickbait) atau untuk meningkatkan traffic halaman tanpa memperhatikan kualitas atau relevansi konten. Meskipun judul yang menarik bisa meningkatkan klik awal, jika pembaca merasa isi artikel tidak memenuhi ekspektasi yang ditetapkan oleh judul, mereka akan merasa tertipu. Hal ini dapat menyebabkan tingkat bounce rate yang lebih tinggi dan menurunkan tingkat retensi pembaca.

    Kepercayaan pembaca terhadap situs web sangat penting dalam membangun hubungan jangka panjang dengan audiens. Ketika pembaca merasa bahwa informasi yang mereka temui tidak dapat diandalkan atau tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh judul, mereka akan cenderung mencari sumber lain yang lebih transparan dan dapat dipercaya. Dalam dunia yang penuh dengan informasi yang mudah diakses, kredibilitas menjadi nilai yang sangat penting. Pembaca cenderung lebih menghargai situs yang memberikan informasi yang jujur dan relevan daripada situs yang hanya mengandalkan judul bombastis untuk menarik perhatian.

    Selain itu, judul yang tidak sesuai dengan isi juga dapat merusak reputasi penulis atau situs web. Jika sebuah artikel atau konten sering kali menipu pembaca dengan judul yang tidak sesuai, lama kelamaan audiens akan kehilangan minat dan mungkin bahkan menganggap situs tersebut tidak profesional. Ini tentu dapat mengurangi jumlah pengunjung yang setia dan menghambat pertumbuhan jangka panjang situs web atau brand tersebut. Untuk menghindari penurunan kepercayaan pembaca, penting bagi penulis atau pemilik situs web untuk memastikan bahwa judul yang dibuat mencerminkan isi artikel dengan akurat. Judul yang informatif, jelas, dan relevan akan membantu pembaca memahami apa yang dapat mereka harapkan dari konten tersebut, sehingga mereka lebih cenderung untuk terus membaca dan kembali lagi ke situs di masa depan. Dengan menjaga konsistensi antara judul dan isi, situs web atau penulis dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens dan meningkatkan kredibilitasnya di mata pembaca.

  • Mengurangi engagement karena pengalaman pengguna yang buruk

    Engagement, atau tingkat keterlibatan pengguna dengan sebuah situs web atau platform, adalah salah satu indikator utama keberhasilan digital. Namun, salah satu faktor yang dapat mengurangi engagement secara signifikan adalah pengalaman pengguna (user experience atau UX) yang buruk. Pengalaman pengguna yang buruk dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti desain situs yang tidak ramah pengguna, kecepatan situs yang lambat, navigasi yang membingungkan, atau konten yang tidak relevan. Semua masalah ini dapat membuat pengunjung merasa frustrasi dan akhirnya meninggalkan situs tanpa berinteraksi lebih jauh, yang berujung pada berkurangnya engagement.

    Salah satu elemen pertama yang memengaruhi pengalaman pengguna adalah desain antarmuka situs web. Jika desain situs tampak ketinggalan zaman, terlalu ramai, atau sulit untuk dinavigasi, pengguna akan kesulitan menemukan informasi yang mereka cari. Misalnya, tombol yang terlalu kecil atau tersembunyi, tata letak yang tidak konsisten, atau warna yang menyilaukan bisa membuat pengunjung merasa tidak nyaman saat berinteraksi dengan situs. Ketika pengguna merasa kesulitan, mereka cenderung enggan melanjutkan interaksi, yang pada akhirnya akan mengurangi tingkat keterlibatan mereka.

    Kecepatan situs juga merupakan faktor penting dalam pengalaman pengguna. Pengguna saat ini memiliki harapan tinggi terhadap kecepatan situs, dan jika situs web membutuhkan waktu lama untuk dimuat, mereka kemungkinan akan pergi ke situs lain yang lebih cepat. Kecepatan yang buruk dapat merusak pengalaman pengguna, mengurangi waktu yang dihabiskan di situs, dan menurunkan kemungkinan pengunjung berinteraksi lebih lanjut, seperti mengklik tombol, berbagi konten, atau melakukan pembelian. Penelitian menunjukkan bahwa penundaan hanya beberapa detik dalam pemuatan halaman dapat berdampak besar pada tingkat konversi dan engagement.

    Selain itu, konten yang tidak relevan atau sulit dipahami juga dapat mengurangi keterlibatan pengguna. Ketika pengguna datang ke sebuah situs dengan harapan tertentu, mereka ingin menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan atau minat mereka. Jika konten yang disajikan tidak memenuhi ekspektasi atau terlalu rumit, pengguna akan kehilangan minat dan kemungkinan besar meninggalkan situs. Pengalaman pengguna yang buruk ini sering kali menyebabkan pengunjung tidak kembali lagi dan mencari alternatif yang lebih memadai. Untuk meningkatkan engagement, penting bagi pemilik situs web untuk fokus pada menciptakan pengalaman pengguna yang menyenangkan dan efisien. Ini melibatkan desain situs yang bersih dan intuitif, kecepatan pemuatan halaman yang cepat, serta konten yang relevan dan mudah dipahami. Dengan memberikan pengalaman yang lebih baik, pengguna akan lebih cenderung untuk berinteraksi lebih lama dengan situs, kembali lagi di masa depan, dan bahkan merekomendasikan situs tersebut kepada orang lain, yang pada gilirannya meningkatkan engagement secara keseluruhan.

2. Rewriting Berita Tanpa Nilai Tambah

Banyak situs berita hanya melakukan parafrase atau rewriting berita dari sumber lain tanpa memberikan analisis yang mendalam atau wawasan baru. Google semakin canggih dalam mendeteksi konten yang hanya "menceritakan ulang" tanpa kontribusi informasi yang berarti.

Google lebih mengutamakan berita yang memiliki kedalaman analisis, wawancara dengan narasumber, atau investigasi mendalam yang menunjukkan keunikan dibandingkan dengan sumber lain. Artikel yang hanya menyadur berita dari portal besar tanpa memberikan tambahan insight akan lebih sulit bersaing di hasil pencarian.

Dampak:

  • Google dapat menilai konten sebagai duplikat atau kurang orisinal

    Konten yang duplikat atau kurang orisinal dapat menjadi masalah besar bagi situs web, terutama dalam hal SEO (Search Engine Optimization). Google, sebagai mesin pencari terbesar di dunia, memiliki algoritma canggih yang dapat menilai dan mengidentifikasi konten duplikat, yang berdampak negatif pada peringkat halaman di hasil pencarian. Jika Google menilai konten suatu situs sebagai duplikat atau tidak orisinal, maka situs tersebut berisiko turun peringkat atau bahkan dikeluarkan dari indeks pencarian sama sekali.

    Google berusaha memberikan hasil pencarian yang paling relevan dan bermanfaat bagi penggunanya. Oleh karena itu, algoritma Google sangat menghargai konten yang unik, relevan, dan orisinal. Konten duplikat atau yang hanya menyalin materi dari situs lain cenderung mengurangi kualitas pengalaman pengguna, karena tidak memberikan nilai tambah yang baru atau berbeda. Google menganggap bahwa konten seperti ini tidak memenuhi standar kualitas yang diinginkan, yang akhirnya dapat mempengaruhi posisi situs web di hasil pencarian.

    Salah satu alasan utama Google menilai konten sebagai duplikat adalah karena banyak situs web yang menyalin dan mempublikasikan artikel atau informasi yang sama tanpa memberikan kontribusi atau perspektif baru. Ini sering terjadi di situs yang mengandalkan copy-paste dari sumber lain tanpa memberikan analisis atau sudut pandang yang berbeda. Jika algoritma Google menemukan banyak situs dengan konten yang serupa, maka situs yang pertama kali menerbitkan konten tersebut biasanya yang lebih dihargai, sementara situs lain yang hanya menyalin akan dianggap kurang bernilai.

    Selain itu, konten yang tidak orisinal juga bisa berasal dari pengulangan topik atau kata kunci yang terlalu sering tanpa adanya pembaruan atau informasi baru. Meskipun topik tersebut populer dan relevan, jika artikel-artikel yang dipublikasikan hanya mengulang informasi yang sama tanpa memberikan wawasan atau data tambahan, maka Google akan menilai konten tersebut sebagai kurang orisinal. Dalam jangka panjang, ini dapat mempengaruhi kredibilitas dan peringkat situs.

    Untuk menghindari penurunan peringkat karena masalah duplikasi atau kurang orisinal, penting bagi pemilik situs untuk memastikan bahwa setiap konten yang dipublikasikan menawarkan nilai tambah yang unik. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menulis artikel atau konten yang memberikan perspektif baru, analisis mendalam, atau informasi yang lebih segar daripada yang telah ada di situs lain. Pemilik situs juga dapat menggunakan alat seperti Google Search Console untuk memeriksa apakah ada masalah duplikat atau konten yang tidak orisinal yang perlu diperbaiki. Dengan menghasilkan konten yang unik dan orisinal, situs web dapat meningkatkan peluang untuk memperoleh peringkat yang lebih tinggi di mesin pencari, yang pada akhirnya akan menarik lebih banyak pengunjung dan memperkuat posisi situs di pasar digital.

  • Kurangnya nilai tambah membuat artikel tidak menarik bagi pembaca

    Salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah artikel di dunia digital adalah kemampuan untuk memberikan nilai tambah kepada pembaca. Tanpa nilai tambah yang jelas, artikel cenderung menjadi tidak menarik dan bahkan bisa membuat pembaca cepat merasa bosan atau tidak puas. Ketika artikel tidak memberikan informasi baru, wawasan yang berguna, atau solusi terhadap masalah pembaca, peluang untuk menarik perhatian mereka menjadi sangat terbatas. Hal ini berdampak langsung pada rendahnya engagement dan tinggi kemungkinan bounce rate (tingkat pentalan) yang bisa merugikan performa situs web.

    Nilai tambah dalam artikel dapat berupa berbagai hal, seperti informasi yang mendalam dan relevan, data terbaru, atau perspektif unik yang belum banyak dibahas. Ketika pembaca mencari artikel tertentu, mereka biasanya ingin menemukan jawaban atas pertanyaan atau solusi atas masalah yang mereka hadapi. Jika artikel hanya mengulang informasi yang sudah tersedia di tempat lain tanpa memberikan insight baru atau lebih detail, pembaca akan merasa artikel tersebut tidak memberikan manfaat tambahan. Akibatnya, mereka cenderung meninggalkan halaman tanpa melanjutkan membaca atau berinteraksi lebih lanjut dengan konten lainnya.

    Selain itu, artikel yang tidak memiliki nilai tambah juga akan lebih sulit untuk menonjol di antara banyaknya konten yang tersedia di internet. Dengan begitu banyak artikel dan informasi yang bersaing untuk mendapatkan perhatian pembaca, sebuah artikel yang biasa-biasa saja atau hanya mengulang informasi yang sudah ada tidak akan menarik perhatian. Pembaca akan lebih memilih artikel yang memberikan informasi lebih mendalam, solusi yang lebih praktis, atau perspektif yang lebih segar.

    Untuk menjaga agar artikel tetap menarik, penting untuk selalu memberikan nilai tambah yang relevan dengan topik yang dibahas. Ini bisa dilakukan dengan cara menghubungkan topik dengan tren terbaru, menggabungkan data dan penelitian yang mendalam, atau menawarkan tips praktis yang pembaca bisa langsung terapkan. Memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang suatu masalah, mengajukan pertanyaan yang memicu pemikiran, atau memberikan contoh yang mudah dipahami adalah cara-cara yang efektif untuk meningkatkan nilai tambah sebuah artikel.

    Selain itu, untuk menarik perhatian pembaca lebih lama, artikel juga harus ditulis dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Penggunaan gaya bahasa yang jelas, struktur yang logis, serta visual yang mendukung seperti gambar atau grafik, juga bisa membantu meningkatkan nilai tambah bagi pembaca. Artikel yang dipikirkan dengan matang dan dioptimalkan untuk memberikan manfaat yang nyata akan cenderung mendapatkan lebih banyak perhatian, meningkatkan waktu tinggal pembaca di halaman tersebut, dan berpotensi meningkatkan sharing serta interaksi lainnya. Secara keseluruhan, memberikan nilai tambah yang jelas dan relevan dalam artikel sangat penting untuk menarik pembaca dan mempertahankan mereka. Tanpa nilai tambah yang menarik, artikel akan sulit untuk bersaing di dunia informasi yang padat dan cepat ini.

  • Kredibilitas media bisa dipertanyakan jika hanya menyadur tanpa investigasi

    Kredibilitas sebuah media sangat bergantung pada kualitas informasi yang disajikan kepada pembaca. Salah satu cara untuk menjaga kredibilitas tersebut adalah dengan melakukan investigasi yang mendalam terhadap setiap informasi yang dibagikan, bukannya hanya menyadur atau menyalin berita dari sumber lain tanpa pengecekan lebih lanjut. Ketika sebuah media hanya menyadur berita tanpa melakukan investigasi atau verifikasi, kredibilitasnya bisa dipertanyakan, karena informasi yang disampaikan bisa jadi tidak akurat, tidak lengkap, atau bahkan bias. Hal ini tentu akan merugikan tidak hanya media itu sendiri, tetapi juga pembaca yang bergantung pada keandalan informasi yang diberikan.

    Penyadurannya berita tanpa investigasi atau verifikasi sering kali disebabkan oleh keinginan untuk mempercepat proses publikasi dan mengejar traffic tinggi di dunia digital yang sangat kompetitif. Media mungkin merasa terburu-buru untuk mengunggah berita terbaru atau paling hangat, tanpa mempertimbangkan apakah informasi tersebut sudah terverifikasi dengan baik atau tidak. Namun, kebiasaan ini berisiko besar, karena berita yang disadur tanpa pengujian lebih lanjut bisa mengandung kesalahan fakta atau bias yang tidak terdeteksi. Dalam jangka panjang, hal ini akan mengurangi kepercayaan pembaca dan merusak reputasi media.

    Sebagai contoh, jika sebuah media hanya menyadur berita dari sumber yang kurang terpercaya tanpa melakukan investigasi atau konfirmasi, mereka bisa saja menyebarkan informasi yang salah atau hoaks. Pembaca yang menyadari bahwa berita tersebut ternyata tidak akurat atau tidak terverifikasi akan mulai meragukan kredibilitas media tersebut. Ini bisa menyebabkan pembaca beralih ke sumber berita lain yang lebih dipercaya dan melakukan verifikasi lebih teliti.

    Di dunia media yang semakin berkembang, pembaca semakin cerdas dalam memilih informasi. Mereka cenderung mencari sumber yang dapat dipercaya dan memiliki reputasi untuk melakukan investigasi yang mendalam. Media yang hanya mengandalkan penyadurannya akan sulit untuk mempertahankan audiens jangka panjang, karena pembaca akan merasa bahwa mereka tidak mendapatkan informasi yang objektif atau berkualitas. Jika sebuah media terus-menerus mempublikasikan berita tanpa investigasi yang cukup, mereka juga bisa kehilangan akreditasi dari lembaga pengawas atau organisasi yang memberi penilaian terhadap kredibilitas media. Untuk menjaga kredibilitas, penting bagi media untuk berkomitmen melakukan riset dan investigasi yang mendalam sebelum menyajikan berita. Verifikasi fakta, wawancara dengan narasumber yang kredibel, dan cross-check dengan berbagai sumber yang terpercaya merupakan langkah-langkah penting yang harus dilakukan oleh setiap media. Dengan cara ini, media dapat memberikan informasi yang tidak hanya akurat dan terpercaya, tetapi juga memberikan nilai lebih bagi pembaca. Media yang memiliki integritas dalam melaporkan berita dengan cara yang profesional dan transparan akan lebih dihargai oleh pembaca dan tetap relevan di tengah persaingan informasi yang ketat.

3. Artikel Pendek & Kurang Informatif

Google semakin selektif dalam menampilkan artikel yang dianggap berkualitas tinggi. Artikel yang terlalu pendek dan kurang informatif dapat dikategorikan sebagai "thin content" atau konten tipis yang tidak memberikan nilai lebih kepada pembaca.

Sebuah berita yang hanya berisi satu atau dua paragraf tanpa konteks mendalam, kutipan ahli, atau data pendukung kemungkinan besar tidak akan mendapatkan peringkat tinggi di hasil pencarian. Sebaliknya, artikel yang lebih panjang dengan analisis yang kaya, kutipan dari sumber terpercaya, dan data yang relevan lebih disukai oleh algoritma Google.

Dampak:

  • Artikel pendek lebih sulit untuk mendapatkan backlink karena kurang bernilai bagi pembaca

    Artikel pendek, meskipun bisa memberikan informasi yang cepat dan mudah dicerna, sering kali lebih sulit untuk mendapatkan backlink dibandingkan dengan artikel yang lebih panjang dan mendalam. Backlink, atau tautan dari situs lain yang mengarah ke artikel atau halaman tertentu, sangat penting dalam dunia SEO karena dianggap sebagai indikator kualitas dan relevansi konten oleh mesin pencari seperti Google. Namun, untuk mendapatkan backlink yang berkualitas, artikel tersebut harus dianggap bernilai dan memberikan manfaat yang nyata bagi pembaca.

    Artikel pendek yang hanya mengulas topik secara dangkal atau terbatas cenderung kurang memberikan nilai tambah yang signifikan. Pembaca, terutama profesional atau pengunjung yang mencari informasi mendalam, mungkin merasa bahwa artikel tersebut tidak memberikan wawasan baru atau solusi yang lebih komprehensif. Ketika artikel tidak memberikan informasi yang bermanfaat atau berbeda dari sumber lainnya, sulit untuk menarik perhatian dari situs lain yang ingin menautkan ke konten tersebut sebagai referensi.

    Selain itu, artikel yang pendek dan kurang mendalam biasanya tidak cukup substansial untuk dijadikan acuan dalam penelitian atau diskusi lebih lanjut. Artikel yang lebih panjang, dengan analisis yang lebih mendalam, data yang lengkap, dan perspektif yang lebih luas, lebih mungkin untuk mendapatkan perhatian dari situs lain yang ingin memberikan informasi lebih lengkap kepada audiens mereka. Oleh karena itu, situs atau blog lain lebih cenderung memberikan backlink pada artikel yang memiliki nilai lebih dan relevansi tinggi, bukan pada artikel yang hanya memberikan gambaran umum tanpa substansi. Untuk meningkatkan peluang mendapatkan backlink, penting bagi penulis untuk membuat artikel yang tidak hanya informatif tetapi juga memberikan nilai lebih melalui data, riset, atau wawasan yang mendalam. Artikel yang panjang dan berbobot, yang mampu memecahkan masalah pembaca atau menjawab pertanyaan dengan cara yang komprehensif, akan lebih mudah menarik perhatian dan mendapatkan backlink dari sumber lain.

  • Kurangnya informasi membuat pembaca tidak tertarik untuk berbagi atau membacanya lebih lama

    Kurangnya informasi dalam sebuah artikel dapat membuat pembaca merasa kurang puas dan akhirnya tidak tertarik untuk berbagi atau membaca lebih lama. Dalam dunia digital yang serba cepat, pembaca datang ke sebuah artikel dengan harapan menemukan informasi yang relevan, mendalam, atau baru mengenai topik yang mereka cari. Ketika artikel hanya menawarkan informasi yang dangkal atau terbatas, pembaca merasa bahwa artikel tersebut tidak memberikan nilai tambah, sehingga mereka cenderung meninggalkan halaman dengan cepat tanpa melanjutkan membaca atau membagikan konten tersebut.

    Jika sebuah artikel tidak memberikan penjelasan yang memadai atau tidak menyeluruh tentang topik yang dibahas, pembaca akan merasa bahwa mereka tidak mendapatkan jawaban yang mereka cari. Artikel yang hanya menyentuh permukaan topik, tanpa memberikan wawasan atau data yang lebih mendalam, biasanya tidak cukup menarik untuk dibaca lebih lama. Sebaliknya, artikel yang menyajikan informasi lengkap dan berbobot lebih cenderung membuat pembaca terlibat lebih lama dan berinteraksi dengan konten tersebut, baik dengan membaca sampai selesai maupun dengan membagikannya kepada orang lain.

    Di sisi lain, ketika informasi yang disajikan dalam artikel tidak cukup jelas atau kurang akurat, pembaca akan merasa frustrasi dan cenderung tidak ingin membagikan artikel tersebut kepada orang lain. Pembaca lebih cenderung membagikan artikel yang mereka anggap berguna, memberikan solusi, atau memberikan wawasan baru. Jika artikel tidak memberikan informasi yang cukup untuk meyakinkan pembaca bahwa itu layak dibagikan, maka peluang artikel untuk mendapatkan interaksi sosial, seperti pembagian di media sosial atau diskusi lebih lanjut, menjadi sangat kecil. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian pembaca dan membuat mereka berbagi atau membaca lebih lama, artikel perlu memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan relevan dengan kebutuhan mereka. Artikel yang memberikan nilai tambah melalui informasi yang mendalam akan lebih berhasil mempertahankan minat pembaca dan mendorong mereka untuk berinteraksi lebih lanjut dengan konten.

  • Artikel yang tidak mendalam tidak akan bersaing dengan konten berkualitas lainnya

    Artikel yang tidak mendalam sering kali kesulitan untuk bersaing dengan konten berkualitas lainnya di dunia digital yang sangat kompetitif. Ketika internet penuh dengan informasi dan sumber daya, pembaca cenderung mencari artikel yang tidak hanya menarik tetapi juga memberikan wawasan yang lebih dalam dan lengkap. Artikel yang hanya menyentuh permukaan topik tanpa menggali lebih jauh akan kesulitan untuk mendapatkan perhatian, apalagi untuk bersaing dengan konten yang lebih berkualitas dan lebih mendalam.

    Konten berkualitas biasanya memiliki analisis yang lebih dalam, riset yang mendetail, dan perspektif yang lebih luas tentang topik yang dibahas. Artikel yang memberikan informasi yang komprehensif, menjelaskan konsep-konsep secara rinci, dan menawarkan solusi atau pandangan yang berbeda cenderung lebih menarik bagi pembaca yang ingin mendapatkan pemahaman lebih baik atau mendalam. Sebaliknya, artikel yang hanya memberikan gambaran umum atau mengulang informasi yang sudah banyak diketahui tidak memberikan nilai tambah yang cukup bagi pembaca, sehingga sulit untuk bersaing dalam hal relevansi dan kualitas.

    Dengan adanya berbagai sumber informasi yang bersaing untuk menarik perhatian pembaca, artikel yang tidak mendalam sering kali tertinggal di belakang. Pembaca cenderung memilih konten yang lebih informatif dan memberikan wawasan baru atau lebih rinci. Artikel yang lebih mendalam, lengkap dengan data, analisis, dan perspektif yang segar, lebih mungkin untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik di mesin pencari, lebih banyak dibagikan, dan lebih sering dirujuk oleh situs atau sumber lain. Oleh karena itu, untuk dapat bersaing dengan konten berkualitas lainnya, artikel perlu menyajikan informasi yang lebih dari sekadar dasar atau umum. Konten yang berbobot, terstruktur dengan baik, dan memberikan nilai lebih akan lebih mampu menarik pembaca dan bertahan dalam jangka panjang di dunia informasi yang cepat berubah.

4. Kurangnya Otoritas & Kredibilitas Penulis

Google semakin mengutamakan artikel yang ditulis oleh penulis dengan kredibilitas yang jelas. Salah satu cara Google menilai kredibilitas adalah dengan melihat siapa yang menulis artikel dan apakah mereka memiliki latar belakang yang relevan dalam bidang yang mereka bahas.

Situs berita yang tidak mencantumkan informasi tentang penulis atau sumber yang jelas bisa dianggap kurang terpercaya. Bahkan, dalam beberapa kasus, situs dengan informasi penulis yang tidak jelas dapat dianggap sebagai bagian dari praktik "konten otomatis" atau "konten spam."

Dampak:

  • Google dapat menurunkan peringkat situs yang tidak memiliki penulis dengan kredibilitas

    Google sangat memperhatikan kredibilitas penulis dalam menentukan peringkat suatu situs di hasil pencarian. Salah satu faktor yang memengaruhi peringkat sebuah halaman adalah otoritas dan kepercayaan yang dimiliki oleh penulis artikel. Jika sebuah situs tidak memiliki penulis yang kredibel atau tidak memberikan informasi yang cukup mengenai latar belakang penulis, Google dapat menurunkan peringkat situs tersebut. Ini berkaitan dengan kualitas konten yang disajikan dan apakah konten tersebut dianggap dapat dipercaya oleh mesin pencari.

    Google menggunakan prinsip E-A-T (Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) untuk mengevaluasi kualitas situs dan kontennya. Jika sebuah situs atau artikel ditulis oleh seseorang yang tidak memiliki kualifikasi atau keahlian di bidang yang dibahas, maka situs tersebut berisiko dianggap kurang kredibel. Misalnya, artikel yang membahas topik medis, hukum, atau keuangan harus ditulis oleh penulis yang memiliki latar belakang yang sesuai dan dapat dipercaya dalam bidang tersebut. Jika penulis tidak diidentifikasi atau tidak memiliki otoritas dalam bidang yang dibahas, Google cenderung menilai konten tersebut sebagai kurang bernilai atau tidak dapat diandalkan.

    Penting bagi situs untuk menampilkan informasi yang jelas tentang penulis, seperti biodata atau kualifikasi yang relevan dengan topik yang mereka bahas. Dengan cara ini, pembaca dan mesin pencari bisa memahami bahwa artikel tersebut ditulis oleh seseorang yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam topik tersebut. Situs yang transparan mengenai identitas dan kredibilitas penulis akan lebih dipercaya oleh Google, yang pada gilirannya dapat meningkatkan peringkat di hasil pencarian. Tanpa penulis yang memiliki kredibilitas, situs tersebut mungkin kesulitan untuk bersaing dengan situs-situs lain yang sudah terbukti memiliki otoritas dan keahlian dalam topik yang sama. Oleh karena itu, memastikan bahwa penulis artikel memiliki kredibilitas yang sesuai adalah langkah penting untuk menjaga kualitas dan meningkatkan peringkat di mesin pencari.

  • Pembaca lebih skeptis terhadap informasi yang tidak memiliki referensi jelas

    Pembaca saat ini semakin cerdas dan skeptis terhadap informasi yang mereka temui di internet. Salah satu tanda ketidakpercayaan yang paling jelas adalah ketika sebuah artikel atau konten tidak menyertakan referensi yang jelas atau sumber yang dapat diverifikasi. Ketika informasi disajikan tanpa mencantumkan sumber atau referensi yang jelas, pembaca akan merasa kesulitan untuk memverifikasi kebenarannya. Hal ini meningkatkan kemungkinan mereka meragukan akurasi informasi tersebut dan akhirnya meninggalkan konten tersebut tanpa melanjutkan membaca atau membagikannya.

    Di era informasi yang begitu terbuka, banyaknya berita palsu dan misinformasi membuat pembaca lebih selektif dalam memilih sumber yang mereka percayai. Referensi yang jelas dan dapat dipercaya membantu membangun kredibilitas sebuah artikel, karena memungkinkan pembaca untuk memeriksa kebenaran informasi tersebut dengan mengunjungi sumber asli atau mengecek data lebih lanjut. Tanpa referensi yang jelas, artikel cenderung dianggap tidak dapat dipertanggungjawabkan dan lebih mudah dianggap sebagai opini pribadi atau spekulasi.

    Sebagai contoh, ketika sebuah artikel membahas topik medis, hukum, atau sains tanpa menyebutkan sumber dari penelitian, studi, atau para ahli di bidang tersebut, pembaca akan cenderung meragukan keakuratan informasi yang diberikan. Pembaca lebih memilih konten yang memiliki rujukan yang valid, seperti kutipan dari jurnal ilmiah, wawancara dengan ahli, atau data yang dapat diverifikasi. Tanpa referensi yang dapat dipercaya, artikel tersebut akan sulit untuk meyakinkan pembaca bahwa informasi yang disajikan benar dan valid. Oleh karena itu, untuk membangun kepercayaan pembaca dan meningkatkan kredibilitas konten, sangat penting bagi penulis atau pemilik situs untuk selalu menyertakan referensi yang jelas dan dapat dipercaya. Ini tidak hanya membantu pembaca untuk memverifikasi informasi, tetapi juga menunjukkan bahwa artikel tersebut didasarkan pada riset yang mendalam dan sumber yang kredibel. Dengan begitu, pembaca akan lebih yakin dan lebih mungkin untuk membagikan konten, yang pada gilirannya dapat meningkatkan visibilitas dan reputasi situs tersebut.

  • Kepercayaan terhadap media berkurang jika tidak ada transparansi terkait sumber berita

    Kepercayaan terhadap media sangat bergantung pada seberapa transparan mereka dalam menyajikan sumber berita. Ketika media tidak menyediakan informasi yang jelas tentang dari mana mereka mendapatkan berita atau tidak menunjukkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan, kepercayaan pembaca terhadap media tersebut dapat berkurang secara signifikan. Transparansi terkait sumber berita adalah salah satu aspek yang paling penting dalam menjaga integritas dan kredibilitas sebuah media. Tanpa transparansi, pembaca akan merasa tidak yakin tentang keakuratan informasi yang diberikan dan mungkin mulai meragukan objektivitas serta tujuan media tersebut.

    Di era informasi yang begitu cepat dan mudah diakses, pembaca cenderung lebih selektif terhadap sumber berita yang mereka konsumsi. Mereka lebih menghargai media yang jelas dalam mengungkapkan sumber berita yang digunakan, apakah itu berdasarkan laporan dari jurnalis terpercaya, wawancara langsung, riset independen, atau sumber lain yang kredibel. Ketika media gagal menunjukkan sumber atau menyajikan informasi yang tidak dapat diverifikasi, hal ini dapat menyebabkan pembaca merasa bahwa berita tersebut tidak dapat dipercaya, bahkan jika topiknya penting atau menarik.

    Kurangnya transparansi juga membuka peluang untuk penyebaran informasi yang tidak akurat, atau bahkan hoaks, yang dapat merusak reputasi media tersebut. Di sisi lain, media yang terbuka tentang sumber mereka, menyebutkan referensi yang jelas, dan memberikan konteks yang cukup akan meningkatkan tingkat kepercayaan pembaca. Ini menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab atas berita yang mereka sajikan dan berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan semakin banyaknya kasus penyebaran berita palsu dan misinformasi di dunia digital, transparansi dalam menyampaikan sumber berita menjadi sangat penting. Media yang tidak menunjukkan transparansi akan semakin sulit untuk mendapatkan kepercayaan pembaca dan berisiko kehilangan audiens yang setia. Oleh karena itu, untuk menjaga kredibilitas dan relevansi di mata publik, media harus terus berkomitmen untuk selalu mengungkapkan sumber berita mereka secara jelas dan jujur.

5. Sering Memuat Berita Lama atau Duplikasi Konten

Banyak media berita sering mempublikasikan ulang berita lama tanpa melakukan pembaruan yang berarti. Hal ini bisa menjadi masalah jika artikel yang dipublikasikan kembali tidak relevan dengan kondisi terkini.

Selain itu, duplikasi konten dalam satu situs juga dapat berdampak negatif. Misalnya, jika ada banyak halaman dengan isi yang hampir sama, Google dapat bingung dalam menentukan halaman mana yang paling relevan untuk ditampilkan di pencarian. Hal ini bisa menyebabkan penurunan peringkat karena Google lebih mengutamakan situs dengan struktur konten yang unik dan tidak berulang.

Dampak:

  • Konten lama yang diulang tanpa pembaruan bisa dianggap tidak relevan

    Konten lama yang diulang tanpa pembaruan sering kali dianggap tidak relevan di mata pembaca dan mesin pencari seperti Google. Di dunia digital yang terus berkembang dengan cepat, informasi yang diperbarui secara berkala sangat penting untuk memastikan bahwa konten tetap akurat, bermanfaat, dan menarik bagi audiens. Ketika sebuah artikel atau halaman web hanya mengulang informasi yang sudah lama tanpa ada pembaruan atau tambahan data terbaru, pembaca cenderung merasa bahwa konten tersebut tidak lagi sesuai dengan kebutuhan mereka atau tidak mencerminkan perkembangan terbaru di topik tersebut.

    Misalnya, artikel yang membahas tren teknologi, kebijakan pemerintah, atau panduan bisnis perlu selalu diperbarui agar tetap relevan. Teknologi berkembang pesat, dan kebijakan baru dapat mengubah konteks informasi yang disampaikan dalam artikel lama. Jika sebuah konten hanya mengulang informasi yang sudah ketinggalan zaman tanpa menyertakan pembaruan atau klarifikasi, pembaca bisa merasa bahwa situs tersebut tidak memberikan informasi yang up-to-date atau tidak peduli dengan kualitas kontennya.

    Selain itu, Google dan mesin pencari lainnya menilai relevansi konten berdasarkan sejauh mana konten tersebut memenuhi kebutuhan pembaca. Konten yang tidak diperbarui cenderung memiliki peringkat lebih rendah dalam hasil pencarian karena dianggap kurang relevan dibandingkan dengan artikel yang sering diperbarui dan menyajikan informasi terkini. Situs yang secara rutin memperbarui kontennya dengan data baru, tren, dan fakta terbaru lebih dihargai oleh algoritma mesin pencari dan lebih cenderung muncul di halaman pertama hasil pencarian. Untuk menjaga relevansi, penting bagi pemilik situs atau penulis konten untuk secara teratur memeriksa dan memperbarui artikel lama dengan informasi baru, link yang masih valid, dan data yang lebih akurat. Konten yang selalu diperbarui tidak hanya akan lebih menarik bagi pembaca, tetapi juga lebih dihargai oleh mesin pencari, yang akhirnya meningkatkan visibilitas dan kredibilitas situs.

  • Duplikasi konten dalam satu situs bisa menyebabkan kanibalisasi kata kunci

    Duplikasi konten dalam satu situs dapat menyebabkan masalah serius bagi strategi SEO, salah satunya adalah kanibalisasi kata kunci. Kanibalisasi kata kunci terjadi ketika beberapa halaman di situs yang sama bersaing untuk peringkat di hasil pencarian menggunakan kata kunci yang sama. Ini bisa terjadi jika beberapa artikel atau halaman di situs tersebut membahas topik yang serupa atau hampir identik tanpa pembaruan yang berarti, sehingga mengakibatkan duplikasi konten.

    Ketika duplikasi konten terjadi, mesin pencari seperti Google kebingungan dalam menentukan halaman mana yang lebih relevan untuk ditampilkan di hasil pencarian. Sebagai akibatnya, halaman-halaman tersebut dapat saling "kanibal" atau bersaing satu sama lain, yang justru mengurangi peluang halaman tersebut untuk mendapatkan peringkat yang baik. Misalnya, jika dua artikel dengan konten serupa mencoba menargetkan kata kunci yang sama, kedua halaman tersebut bisa kehilangan kesempatan untuk mendominasi hasil pencarian, karena Google tidak dapat memutuskan halaman mana yang paling relevan atau berkualitas.

    Selain itu, kanibalisasi kata kunci dapat membagi "kekuatan" SEO yang seharusnya terkonsentrasi pada satu halaman yang optimal. Alih-alih meningkatkan otoritas dan peringkat halaman dengan konten yang lebih lengkap dan mendalam, situs justru memecahnya ke beberapa halaman, yang membuat setiap halaman memiliki otoritas yang lebih rendah. Hal ini bisa memengaruhi jumlah klik, lalu lintas, dan konversi, yang pada akhirnya menurunkan efektivitas situs dalam mencapai tujuan SEO. Untuk menghindari kanibalisasi kata kunci, penting bagi pengelola situs untuk memastikan bahwa setiap halaman memiliki fokus yang jelas dan unik. Jika dua halaman membahas topik serupa, salah satu bisa diperbarui atau digabungkan dengan konten lain untuk menciptakan artikel yang lebih lengkap dan relevan. Dengan cara ini, situs dapat mengoptimalkan potensi SEO, meningkatkan peringkat halaman, dan menghindari masalah duplikasi konten.

  • Google lebih memilih situs dengan konten baru dan segar

    Google sangat menghargai situs dengan konten baru dan segar karena dianggap memberikan nilai lebih bagi penggunanya. Mesin pencari ini dirancang untuk memberikan hasil pencarian yang relevan dan terbaru kepada penggunanya, agar mereka mendapatkan informasi yang paling up-to-date. Konten yang baru dan segar tidak hanya lebih menarik bagi pembaca, tetapi juga menunjukkan bahwa situs tersebut aktif dan selalu memperbarui informasi yang disediakan. Oleh karena itu, situs yang konsisten memperbarui atau menambahkan konten baru lebih berpeluang mendapatkan peringkat yang lebih baik di hasil pencarian Google.

    Salah satu alasan Google lebih memilih situs dengan konten baru adalah untuk menjaga kualitas hasil pencarian. Informasi yang lama atau sudah kedaluwarsa mungkin tidak lagi relevan dengan kebutuhan pengguna. Misalnya, dalam topik seperti teknologi, kesehatan, atau berita terkini, informasi yang terbaru sangat penting. Artikel yang sudah lama dan tidak pernah diperbarui akan sulit bersaing dengan artikel baru yang memuat data atau tren terkini. Google memahami bahwa pengguna lebih mengutamakan artikel yang dapat memberikan jawaban terbaru atas pertanyaan mereka.

    Selain itu, konten baru dan segar menunjukkan bahwa situs tersebut aktif dan dikelola dengan baik. Google menyukai situs yang secara rutin memperbarui informasi mereka karena ini memberi sinyal bahwa situs tersebut relevan dan selalu siap memberikan informasi terbaru kepada pengunjungnya. Situs yang jarang diperbarui atau tidak menambah konten baru cenderung ditinggalkan dalam algoritma pencarian Google, karena mereka dianggap tidak relevan atau tidak memprioritaskan kepentingan pengguna. Untuk itu, pemilik situs harus berfokus pada pembuatan dan pembaruan konten secara teratur. Menyajikan informasi yang terbaru dan relevan tidak hanya akan meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga memberi situs peluang lebih besar untuk mendapatkan peringkat yang lebih tinggi di mesin pencari Google.

Untuk mempertahankan peringkat di Google, media berita online harus fokus pada kualitas konten dan pengalaman pengguna. Menghindari terlalu banyak iklan, clickbait, rewriting tanpa nilai tambah, serta meningkatkan kredibilitas penulis dapat membantu situs berita tetap kompetitif di hasil pencarian.

Selain itu, menulis artikel yang lebih panjang dan informatif, serta menghindari duplikasi konten, juga menjadi strategi penting agar Google tetap memberikan peringkat yang baik. Dengan memahami penyebab utama penurunan peringkat, media berita dapat mengoptimalkan strategi kontennya untuk bertahan di dunia digital yang semakin kompetitif.